Pages

Senin, 14 Desember 2015

SOLUSI CEPAT BROWSER TIDAK BISA BROWSING MESKI KONEKSI INTERNET STABIL

Tidak bisa internetan. Kenapa koneksi internet stabil tapi gak bisa browsing, OS windows 7, 8, Vista, XP padahal semua browser udah dicoba mulai chrome, firefox, Internet explorer (IE), safari, Opera dll tapi gak bisa browsing.

Permasalahan ini baru saja saya alami, kalo gak salah setelah upgrade kecepatan speedy tiba-tiba saja komputer laptop saya gak bisa browsing padahal laptop yang lain aman-aman saja.

segala cara segera saya coba mulai dari test ping hasilnya oke, reset modem speedy tunggu 10 detik namun tetap saja saya gak bisa menggunakan browser saya (chrome, dan telah dicoba semua browser yang ada dilaptop yaitu firefox, opera, IE) tetap saja hasilnya nol besar.

koneksi internet bagus tapi tidak bisa browsing bisa saja disebabkan oleh virus, jadi solusi pertama, cobalah scan komputer atau laptop anda dengan antivirus dengan update terbaru. Kalau solusi pertama tersebut tidak bisa menyelesaikan masalah, bisa dipastikan Winsock windows komputer atau laptop anda yang corupt, WINSOCK atau Windows socket API adalah sebuah mekanisme yang menyediakan sarana komunikasi antar komputer dalam jaringan.

Solusi Browser Tidak Bisa Browsing
Akhirnya saya coba browsing dan tanya sana sini sama mbah google menggunakan laptop yang satunya lagi, dan ketemu berbagai saran di blog dan web yang direkomendasikan mbah google melalui keyword yang saya ketik.

semuanya saya coba namun tetap saja gak berhasil, akhirnya setelah cari lagi saya ketemukan solusinya di kaskus melalui mesin pencarian google dengan judul posting yang berupa pertanyaan [help] internet nyambung tapi tidak bisa browsing,

"gan, laptop gw kok tidak bisa dipake browsing ya? kalo buka web statusnya "waiting" terus. padahal koneksinya nyambung (gw pake wifi dirumah). tes koneksi lewat ping juga lancar. kalau laptop direstart sempat normal, tapi gak lama kumat lagi.oiya, gadget lain dirumah yang pake wifi ga ada masalah, cuma laptop satu ini aja. jadi bukan masalah koneksi jaringan. mohon bantuannya agan2.."

Dari berbagai jawaban member kaskus akhirnya saya mendapatkan solusi melalui akun irwanneutron yang memberikan solusi begini (solusinya singkat amat, biar saya perjelas agar masbro gak pusing lagi) :

1. Klik Start di pojok kiri bawah monitor >>> kemudian pada RUN atau kalau tidak ketemu cari Command Prompt (biasanya berada di accessories) >>> kemudian klik kanan dan pilih Run as administrator setelah itu ketik >>> netsh int ip reset resetlog.txt >>> dan tekan ENTER.

2. Setelah itu ketik >>> netsh winsock reset >>> dan tekan ENTER

3. Restart komputer atau laptop anda

4. Insyaallah berhasil dan browser kesayangan bisa digunakan lagi sebagaimana mestinya

Kalo cara di atas masih belum fix, masbro dapat mencoba cara Koneksi Stabil Tidak Bisa Browsing, Cek Firewall Antivirus atau Cara Cepat Buka Semua Blokir Website Terbaru

Begitulah pengalaman saya mencoba menemukan solusi atas permasalahan browser gak bisa browsing, kebetulan saya menggunakan windows 7. semoga pengalaman saya dapat juga bermanfaat bagi masbro...

Jika sebelumnya sobat bisa konek internet dan browsing, tapi saat mau internetan lagi pada hari yang sama tiba-tiba loading berat saat mengunjungi sebuah situs/blog atau bahkan gagal. solusinya coba dulu sobat melakukan restart pada modem selama +- 5 detik kalo gagal baru coba cara di atas.

Sumber

Kamis, 26 November 2015

OTO BUS YANG TINGGAL KENANGAN


PADANG –– Berdesak-desakan, hawa panas serta bau asap rokok yang mengganggu kenyamanan, begitulah suasana yang sering dijumpai ketika jadi penumpang bus untuk bepergian ke suatu tempat.

Bahkan, bus dengan kapasitas tempat duduk mulai dari 28 hingga ukuran jumbo, pernah menjadi transportasi utama masyarakat yang ingin bepergian dari suatu kota ke kota lainnya dengan jarak tempuh cukup jauh. Begitupun dengan ongkosnya, cukup mengeluar­kan ongkos yang tidak begitu mahal.

Untuk Anda yang lahir pada tahun 60an hingga 70an tentu masih sangat hafal merk-merk dinding bus antar kota dalam provinsi di daerah ini yang pernah malang melintang bertahun-tahun di jalanan Sumbar.

Untuk trayek Padang-Bukit­tinggi pernah jaya nama PO Triarga dan Cemerlang. Tapi keduanya kemudian sudah tinggal kenangan saja. Untung Elly Kasim, penyanyi Minang itu mengabadikan nama kedua bus itu dalam bait lagu. Rute gemuk ini juga diperebutkan oleh ‘dua raksasa’ ketika itu ANS dan NPM. ANS berbasis di Padang, sedang NPM berbasis di Padang Panjang.



Di rute Payakumbuh-Padang ada nama Bintang Kejora, Bunga Setangkai, TES, Sinamar, Soember, Pozla, dan Bahagia. Kini tinggal Sinamar dan Bahagia yang masih menjalani trayek mereka.

Dari Batusangkar terdengar pula klakson Gumarang, APD, APB dan Minang Jaya. Gumarang lebih banyak mengambil rute Antarkota Antarprovinsi. Sedang yang lain sudah lama tenggelam. Hanya ada dalam kenangan betapa petikan klakson yang khas dengan dendang lagu Minang menghiba-hiba di pendakian Kelok Sikumbang (kawa­san antara Padang Panjang dan Simabur)

Yang tak kalah terkenal, Harmo­nis dan Harmoni, dua ‘pendekar’ yang berani turun naik kelok 44 untuk rute Lubuk Basung – Bukit­tinggi. Rute dari Lubuk Basung ke Padang dilayani oleh Dagang Pesisir. Sementara dari Pariaman PO Kawan dan Alisma berkejaran berebut penumpang dengan rekan-rekannya dari Lubuk Basung menuju Padang.

Dari Sawahlunto dan Sijunjung nama ADS, HZN dan Dasrat per­nah­ amat jaya. Sama ayanya dengan PO Terang dan Ubani yang mengambil trayek Solok – Padang.

Trayek yang agak lama bertahan adalah Painan – Padang yang dilayani Guntur Super, Habeco, Erlindo dan beberapa yang lain.

Tapi masa keemasan angkutan darat itu kini sudah sirna. “Ada dua hal yang membuatnya demi­kian. Pertama kecenderungan penumpang yang makin banyak berkenderaan pribadi, kedua peng­gu­naan bus besar ternyata melelah­kan orang menunggu, ketiga mis­mana­jemen dan keempat per­saingan dengan angkutan jemput antar atau travel,” kata Angga Vircansa Chairul, generasi ketiga keluarga Babak yang meneruskan perusahaan keluarga NPM ini.

Kini NPM bersama ANS masih setia menjalani trayek mereka walau jumlah armada tidak seba­nyak dulu lagi. ANS beralih ke kendaraan 3/4 sedang NPM lebih berkonsentrasi pada rute antar­provinsi dan angkutan pariwisata.

Dimasa jayanya, NPM memili­ki armada sampai lebih 100 unit dan ratusan karyawan tetap. Tapi kini usaha yang dirintis keluarga Babak sejak tahun 50an hanya memiliki 53 unit bus besar, 2 unit medium dengan 30 orang kayawan serta ratusan pengemudi.

Angga mengakui bahwa marak­nya travel, moda transportasi bus besar tersingikir. Boleh dikatakan saat ini hanya beberapa otobus saja yang menjalani route AKDP (antar kota dalam propinsi). Saingannya adalah jenis microbus.

Angga Vircansa Khairul, menye­butkan, makin ditinggalkannya bus besar untuk AKDP karena gam­pangnya mendapatkan motor dan mobil pribadi, serta kebijakan pemerintah yg tidak prokepada angkutan massal.

Meski demikian sejak tahun 2011 NPM tetap melakukan pe­rema­jaan unit baru sebanyak 13 bus besar dan 2 unit medium, sasarannya adalah memberikan kenyaman kepada penumpang. “Alhamdulillah trayek Padang-Jakarta-Bandung kini masih tetap lumayan. Dan yang juga laris adalah moda angkutan wisata Vircansa, kata Angga kepada Haluan pekan ini.

Dari Padang Panjang, selain NPM, dulu ada beberapa perusa­haan otobus yang cukup jaya, seperti APD dan PO Manila. Keduanya disamping menjalani trayek AKAP juga melayani trayek AKDP. seperti Batusangkar-Padang, Bukittinggi dan Solok.

PO Manila kepunyaan H Katik As, sudah lama tidak beroperasi lagi, sementara APD milik almar­hum Leman Kayo boleh dibilang “hidup hidup mati”. Kini beberapa armada APD mulai tampil kembali menjalani trayek AKAP. Itupun jumlahnya masih dalam hitungan jari saja.

Hal yang sama juga diakui oleh para pengusaha angkutan antarkota di Payakumbuh. Umumnya mereka mengaku sangat berat bersaing dengan travel dan microbus yang marak semenjak beberapa tahun terakhir ini.

“Matinya operasi bus berka­pasitas 28 penumpang ini, cendrung disebabkan hadirnya bus-bus dengan ukuran lebih kecil. Sehingga penumpang lebih dominan memilih bus kecil yang lebih aman dan nyaman dari bus-bus ukuran besar. Dengan begitu, secara perlahan bus besar ini ketinggalan pe­numpang dan tidak beroperasi lagi,” ujar Eviyunaldi pemilik bus PO Bahagia di Kabupaten Lima­puluh Kota.

Menurut putra Kubang ini, bus ukuran sedang ini mulai diting­galkan penumpang semenjak tahun 2008 dan benar-benar tidak ber­operasi lagi hingga tahun 2011 kemaren. “Bus kecil lebih nyaman, aman dari pencopet dan cepat sampai tujuan. Hal itu berbanding terbalik dengan bus ukuran besar. Hingga tahun 2011, bus PO Bahagia dengan ukuran besar tak satupun yang beroperasi lagi,” ujar pemilik pengusaha perjalanan yang telah beroperasi semenjak tahun 50an.

Ia menceritakan, usaha yang digelutinya sebagai biro perjalan antarkota dalam provinsi itu, dahulunya memiliki lebih dari 30 unit bus dengan kapasitas 28 penumpang. Tetapi, memasuki tahun 2009, satu persatu bus miliknya mulai tidak beroperasi. Hal itu dikarena sepinya penum­pang yang mau menaiki bus ukuran sedang tersebut dan akhirnya perusahaannya itu terus merugi tiap kali bus beroperasi.

Sepinya penumpang ini, ungkap­nya, juga disebabkan banyaknya berdiri kampus-kampus di Kota Payakumbuh ataupun di Kabupaten Limapuluh Kota, sehingga pelajar di Luak Limopuluah yang menjadi target utama penumpang bus ini, lebih cendrung berkuliah daerah sendiri.

“Berdirinya perguruan tinggi di Payakumbuh juga mempengaruhi hilangnya penumpang bus kita, yang umumnya adalah mahasiswa yang melanjutkan pendidikannya di Padang. Tetapi, semenjak adanya perguruan tinggi ini, putra-putri kita ini, lebih memilih berkuliah di daerah sendiri, sehingga penumpang kita jadi sepi,” ujarnya.

Begitupun dengan penumpang umum, ujarnya, penumpang umum seperti guru ataupun masyarakat lebih memilih mini bus . Dari situ, satu-persatu bus PO Bahagia ini dijual dan diganti dengan mini bus. “ Dari 30 bus ukuran sedang yang ada , kini hanya tersisa 3 unit dan itupun tidak beroperasi lagi. Bus yang pernah berjaya hingga tahun 2010 lalu, digantikan dengan minibus,” ungkap Eviyunaldi yang lebih akrab disapa Ujeng itu.

Hal senada juga dirasakan perusahaan bus PO Sinamar yang berkantor pusat di nagari Tobek Panjang, kecamatan Payakumbuh. Dari 16 unit bus ukuran sedang yang dimiliki PO Sinamar, tak satupun yang kini beroperasi. Bus trayek Payakumbuh-Padang, Paya­kumbuh-Pekanbaru itu, telah digantikan dengan bus yang lebih kecil dengan kapasitas 15 penum­pang atau sering disebut minibus. “Salah satu penyebab tidak berfung­sinya bus ini, juga disebabkan adanya praktek pungutan liar dijalan. Sehingga, setiap kali trayek, selalu merugi,” ujar Azizman Dt. Majo Kayo pemilik bus PO Sina­mar.